Home » » Sibuk Berpolitik Mahasiswa Lupa Kuliah

Sibuk Berpolitik Mahasiswa Lupa Kuliah


Secara etimologis, kata Politik berasal dari bahasa Yunani Polis yang berarti kota atau Negara kota. Dari kata Polis ini kemudian diturunkan kata-kata lain seperi polities (Warga Negara) dan politicos nama sifat yang berarti kewarganegaraan. Untuk kata ilmu politik digunakan istilah politike episteme dan untuk kemahiran politik digunakan istilah politike techne

Para ahli ilmu politik memberikan definisi yang berbeda-beda dalam menafsirkan definisi dan pengertian dari politik. Menurut Miriam Budiarjo pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu system politik yang menentukan tujuan-tujuan dari system itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Politik tidak bisa dilepaskan dari suatu tujuan bersama karena politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat dan bukan tujuan pribadi seseorang.

Gathit Puspitasari Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga menambahkan, bahwa politik adalah cara untuk mencapai sesuatu tujuan, kemudian di indonesia makna tersebut menjadi stigma negatif karena di anggap cendrung untuk mencapai kekusaan dengan cara apapun, termasuk cara yang tidak elegan.

Sudah sekian banyak Mahasiswa yang terjun ke politik, karena dianggap bahwasanya politik tersebut jalan pintas untuk menjadi orang populer dan beruang. Mahasiswi asal Kebumen tersebut menuturkan, apabila mahasiswa terjun ke dunia politik sangat sepakat semenjak langkah politik di ambil demi kebaikan dan kemamfaatan bagi warga indonesia.

Pendapat tersebut di amini oleh Mohammad Nasfanji Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY), bahwasanya Mahasiswa harus terjun ke dunia perpolitikan, sebab kader-kader untuk memajukan bangsa tumbuh di dalam jiwa-jiwa pemimpin muda. ketika mahasiswa memasuki politik, maka pengetahuan di bangku kuliah bisa membantu untuk menjadikannya semakin berkembang. Mahasiswi psikologi UIN Sunan Kalijaga  menambahkan, ketika mahasiswa terjun ke politik maka tidak di jamin 100% akan berkembang dan 100% akan menurun, semua itu tergantung dari diri mahasiswa. Karena tingkat kemampuan dan tingkat krprkaan berpolitik mahasiswa tidak sama.

Ketika mahasiswa tersibukkan dengan berpolitik, maka yang menjadi pertanyaan besar adalah benyak mahasiswa yang kerap kali melupakan titel kemahasiswaanya. Yang pada mulanya kritis dalam mengkritiksi berbagai macam hal, justru ketika terjun dalam politik tidak mau mendengar kritikan pedas dari kalangan mahasiswa.  Itukah orang politik jebolan mahasiswa? Lantas bagaimanakah pendapat anda sebagai mahasiswa? (umar faruq)

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2012. Umar Faruq Blog - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger | Web Design