Home » » SENI BUDAYA TIDAK LAGI DIMINATI PARA REMAJA

SENI BUDAYA TIDAK LAGI DIMINATI PARA REMAJA

Pada era globalisai, semakin maraknya perkembangan-perkembangan aktual yang bisa mempengaruhi pola pikir masyarakat terutama dalam bidang seni budaya. Awalnya masyarakat sangat mebidangi atau menekuni terhadap kesenian-kesenian yang ada di daerahnya masing-masing tatapi semenjak perkembangan zaman semakin menyebar luas keseluruh penjuru, maka seni budaya yang dulunya menjadi aktivitas keseharian mereka taidak lagi diminati oleh masyarakat luas. Seperti halnya Yogyakarta, dulunya kota tersebut sangat kental dengan seni budaya yang ada didalamanya akan tetapi dewasa ini sudah sangat merosot cintanya terhadap seni budaya kota itu. Diakibatkan oleh berbagai macam hal yang modern.
 
Wuriyantini mahasiswi STIE Widya Wiwaha menuturkan, bahwa seni budaya Yogyakarta sangatlah bagus dan layak diakui oleh kalangan masyarakat luas karena seni budaya Yogyakarta sudah membumi sejak dulu. Dengan seni budaya itu, Negara bisa lebih cepat untuk mengetahuinya. Semisal Batik, Ketoprak dan wayang. Dari masing-masing budaya tersebut mempinyai kelebihan-kelebihan tersendiri. Mahasiswi asal Boyolali tersebut mengakui sangat senang terhadap seni budaya Ketoprak, sebab dalam penampilan ketoprak mengisahkan tentang sejarah masa lalu. Jadi kita bisa tahu terhadap sejarah meski tidak membaca buku sejarah. Tutunya sambil tersenyum.
 
Wuriyantini menegaskan, kebanyakan remaja saat ini tidak lagi menghiraukan budaya tersebut karena dianggap ketinggalan zaman. Yang di pikirkan mahasiswa/remaja saat ini ialah yang serba baru.misalnya lagu yang trend saat ini (kemana kemana kemana, dimana dimana dimana). Mahasiswa mana yang tidak kenal lagunya Ayu Ting Ting ini?. Coba sekali-kali ditanya seni budaya di daerahnya masing, kebanyakan para remaja/mahasiswa menjawabnya “wah saya kurang mendalami dalam bidang seni budaya mas”. Lantas siapa yang mau disalahkan? Teman-teman Wuriyantini tersebut mengatakan, kalau mahasiswa mendengarkan wayang dan ketoprak di Radio, di bilang “koyok wong tuo”. Wuriyantini menyarankan agar seni budaya tetap dilestarikan dan di promosikan ke khalayak.
 
Lain halnya dengan mahasiswi Universitas Cokroamonoto Yogyakarta, Ika Farhatun Nur Chasanah dan Wiwin Darmiyanti, keduanya sangat tegas dalam berpendapat mengenai masalah seni budaya Yogyakarta. Kedua Mahasiswi itu mengatakan,”mahasiswa sudah tidak lagi menghiraukan seni budaya tradisional di daerahnya masing-masing”. Mereka menyarankan agar disetiap UKM PTS atau PTN diadakan kegiatan seni budaya. Khususnya di Yogyakarta, agar seni budaya tersebut tidak mengalami dekandensi setiap tahunnya. Keduanya menyarankan,  “jangan lupakan seni sendiri, agar seni tersebut tidak diakui oleh Negara lain”.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2012. Umar Faruq Blog - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger | Web Design